BeritaBengkulu.id - Semenjak Presiden kedua RI Soeharto lengser pada 1998, tak satu pun keluarga Cendana menampakkan karir cemerlang di jagat politik tanah air. Putri pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut sempat mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2004, namun gagal total.
Partai Karya Peduli Bangsa milik Tutut hanya menjadi partai gurem. Meskipun, partai tersebut didukung oleh para menteri era Orde Baru. Bisa jadi, saat itu masyarakat masih trauma dengan kepemimpinan Soeharto yang terkenal otoriter.
Sementara Bambang Trihatmodjo, Sri Hutami Endang Adiningsih, Sigit Harjojudanto memilih untuk tak ikut-ikutan terjun ke dunia politik. Mereka sibuk mengurus bisnisnya masing-masing.
Trah Cendana mulai muncul di jagat politik pada tahun 2009. Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang kembali mencoba mengibarkan bendera keluarga Cendana di perpolitikan Tanah Air. Tommy mencoba kembali ingin menguasai Partai Golkar dengan ikut Munaslub di Riau.
Sayang, tak satupun suara memilih Tommy. Di situ, Aburizal Bakrie (Ical) terpilih sebagai ketua umum. Di urutan kedua Surya Paloh dan ketiga Yuddy Chrisnandi. Kecewa dengan Golkar, Tommy coba membuat partai baru yakni Partai Nasional Republik. Sayang partainya tak lolos verifikasi dan gagal jadi kontestan Pemilu 2014.
Tak patah arang, Tommy kembali bikin Partai Berkarya. Partai ini akhirnya lolos verifikasi Kemenkum HAM dengan nomor M.HH/20.AH.11.01 tahun 2016. Partai Berkarya adalah gabungan dari partai nasional republik dan beringin berkarya yang sempat dibentuknya dulu.
Tak cuma Tommy, karir politik lebih cemerlang dimunculkan oleh Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Mantan istri Prabowo Subianto ini kini menjadi anggota DPR dari Partai Golkar periode 2014-2019. Bahkan Titiek sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Di Pilgub DKI 2017, Titiek Soeharto secara terang-terangan mendukung pasanganAnies Baswedan dan Sandiaga Uno. Padahal, Golkar sendiri mendukung lawan dari Anies-Sandi yakni Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Anies pun merasa bangga mendapatkan dukungan politik dari keluarga Cendana. Dia yakin, keluarga Cendana memiliki kekuatan politik besar yang dapat membantu memenangkan pihaknya di Pilgub DKI 2017 putaran kedua yang akan digelar 19 April nanti. Anies pun tampak hadir di acara Haul Soeharto sekaligus peringatan Supersemar yang digelar di Masjid At-Tin yang dihadiri ribuan orang.
"Kita ini hanya datang ke acara. Masak enggak datang. Didukung oleh sana saja efeknya sudah luar biasa," ucap Anies saat ditemui di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
Dalam acara Haul Soeharto, Anies juga tampak berfoto dengan Tommy bersama Ustaz Arifin Ilham. Menurut dia, itu foto yang biasa saja. Tidak bisa diartikan sebagai upaya membangkitkan kembali kekuatan Orde Baru melalui Pilgub DKI 2017.
"Menurut saya foto itu, jadi kita ini ingin bangun persatuan dan nuansanya bukan mengkotakkan-katakan, justru dipersatukan," kata Anies di bilangan Pulo Gadung, Jakarta, Senin (13/3).
Anies pun membantah ada kedekatan khusus dengan Tommy jika dilihat dari foto itu. Menurut dia, setiap hari bisa foto dengan ratusan orang, termasuk Tommy.
"Enggak, dari mana deket, saya setiap hari foto sama banyak orang, ratusan, setiap hari. Masak satu foto saja bikin. Saya Deket sama warga Kapuk, lalu jadi saya kembali ke Kapuk gitu? Enggak lah. Jadi menurut saya, enggak udah di lebih-lebihkan biasa saja, setiap hari saya foto ratusan kalau ada satu foto," tegas dia kembali memperdalam saat dijumpai di kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/3). (***)
BeritaBengkulu.id - Semenjak Presiden kedua RI Soeharto lengser pada 1998, tak satu pun keluarga Cendana menampakkan karir cemerlang di jagat politik tanah air. Putri pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut sempat mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2004, namun gagal total.
Partai Karya Peduli Bangsa milik Tutut hanya menjadi partai gurem. Meskipun, partai tersebut didukung oleh para menteri era Orde Baru. Bisa jadi, saat itu masyarakat masih trauma dengan kepemimpinan Soeharto yang terkenal otoriter.
Sementara Bambang Trihatmodjo, Sri Hutami Endang Adiningsih, Sigit Harjojudanto memilih untuk tak ikut-ikutan terjun ke dunia politik. Mereka sibuk mengurus bisnisnya masing-masing.
Trah Cendana mulai muncul di jagat politik pada tahun 2009. Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang kembali mencoba mengibarkan bendera keluarga Cendana di perpolitikan Tanah Air. Tommy mencoba kembali ingin menguasai Partai Golkar dengan ikut Munaslub di Riau.
Sayang, tak satupun suara memilih Tommy. Di situ, Aburizal Bakrie (Ical) terpilih sebagai ketua umum. Di urutan kedua Surya Paloh dan ketiga Yuddy Chrisnandi. Kecewa dengan Golkar, Tommy coba membuat partai baru yakni Partai Nasional Republik. Sayang partainya tak lolos verifikasi dan gagal jadi kontestan Pemilu 2014.
Tak patah arang, Tommy kembali bikin Partai Berkarya. Partai ini akhirnya lolos verifikasi Kemenkum HAM dengan nomor M.HH/20.AH.11.01 tahun 2016. Partai Berkarya adalah gabungan dari partai nasional republik dan beringin berkarya yang sempat dibentuknya dulu.
Tak cuma Tommy, karir politik lebih cemerlang dimunculkan oleh Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Mantan istri Prabowo Subianto ini kini menjadi anggota DPR dari Partai Golkar periode 2014-2019. Bahkan Titiek sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Di Pilgub DKI 2017, Titiek Soeharto secara terang-terangan mendukung pasanganAnies Baswedan dan Sandiaga Uno. Padahal, Golkar sendiri mendukung lawan dari Anies-Sandi yakni Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Anies pun merasa bangga mendapatkan dukungan politik dari keluarga Cendana. Dia yakin, keluarga Cendana memiliki kekuatan politik besar yang dapat membantu memenangkan pihaknya di Pilgub DKI 2017 putaran kedua yang akan digelar 19 April nanti. Anies pun tampak hadir di acara Haul Soeharto sekaligus peringatan Supersemar yang digelar di Masjid At-Tin yang dihadiri ribuan orang.
"Kita ini hanya datang ke acara. Masak enggak datang. Didukung oleh sana saja efeknya sudah luar biasa," ucap Anies saat ditemui di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
Dalam acara Haul Soeharto, Anies juga tampak berfoto dengan Tommy bersama Ustaz Arifin Ilham. Menurut dia, itu foto yang biasa saja. Tidak bisa diartikan sebagai upaya membangkitkan kembali kekuatan Orde Baru melalui Pilgub DKI 2017.
"Menurut saya foto itu, jadi kita ini ingin bangun persatuan dan nuansanya bukan mengkotakkan-katakan, justru dipersatukan," kata Anies di bilangan Pulo Gadung, Jakarta, Senin (13/3).
Anies pun membantah ada kedekatan khusus dengan Tommy jika dilihat dari foto itu. Menurut dia, setiap hari bisa foto dengan ratusan orang, termasuk Tommy.
"Enggak, dari mana deket, saya setiap hari foto sama banyak orang, ratusan, setiap hari. Masak satu foto saja bikin. Saya Deket sama warga Kapuk, lalu jadi saya kembali ke Kapuk gitu? Enggak lah. Jadi menurut saya, enggak udah di lebih-lebihkan biasa saja, setiap hari saya foto ratusan kalau ada satu foto," tegas dia kembali memperdalam saat dijumpai di kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/3). (***)
Partai Karya Peduli Bangsa milik Tutut hanya menjadi partai gurem. Meskipun, partai tersebut didukung oleh para menteri era Orde Baru. Bisa jadi, saat itu masyarakat masih trauma dengan kepemimpinan Soeharto yang terkenal otoriter.
Sementara Bambang Trihatmodjo, Sri Hutami Endang Adiningsih, Sigit Harjojudanto memilih untuk tak ikut-ikutan terjun ke dunia politik. Mereka sibuk mengurus bisnisnya masing-masing.
Trah Cendana mulai muncul di jagat politik pada tahun 2009. Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang kembali mencoba mengibarkan bendera keluarga Cendana di perpolitikan Tanah Air. Tommy mencoba kembali ingin menguasai Partai Golkar dengan ikut Munaslub di Riau.
Sayang, tak satupun suara memilih Tommy. Di situ, Aburizal Bakrie (Ical) terpilih sebagai ketua umum. Di urutan kedua Surya Paloh dan ketiga Yuddy Chrisnandi. Kecewa dengan Golkar, Tommy coba membuat partai baru yakni Partai Nasional Republik. Sayang partainya tak lolos verifikasi dan gagal jadi kontestan Pemilu 2014.
Tak patah arang, Tommy kembali bikin Partai Berkarya. Partai ini akhirnya lolos verifikasi Kemenkum HAM dengan nomor M.HH/20.AH.11.01 tahun 2016. Partai Berkarya adalah gabungan dari partai nasional republik dan beringin berkarya yang sempat dibentuknya dulu.
Tak cuma Tommy, karir politik lebih cemerlang dimunculkan oleh Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Mantan istri Prabowo Subianto ini kini menjadi anggota DPR dari Partai Golkar periode 2014-2019. Bahkan Titiek sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Di Pilgub DKI 2017, Titiek Soeharto secara terang-terangan mendukung pasanganAnies Baswedan dan Sandiaga Uno. Padahal, Golkar sendiri mendukung lawan dari Anies-Sandi yakni Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Anies pun merasa bangga mendapatkan dukungan politik dari keluarga Cendana. Dia yakin, keluarga Cendana memiliki kekuatan politik besar yang dapat membantu memenangkan pihaknya di Pilgub DKI 2017 putaran kedua yang akan digelar 19 April nanti. Anies pun tampak hadir di acara Haul Soeharto sekaligus peringatan Supersemar yang digelar di Masjid At-Tin yang dihadiri ribuan orang.
"Kita ini hanya datang ke acara. Masak enggak datang. Didukung oleh sana saja efeknya sudah luar biasa," ucap Anies saat ditemui di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
Dalam acara Haul Soeharto, Anies juga tampak berfoto dengan Tommy bersama Ustaz Arifin Ilham. Menurut dia, itu foto yang biasa saja. Tidak bisa diartikan sebagai upaya membangkitkan kembali kekuatan Orde Baru melalui Pilgub DKI 2017.
"Menurut saya foto itu, jadi kita ini ingin bangun persatuan dan nuansanya bukan mengkotakkan-katakan, justru dipersatukan," kata Anies di bilangan Pulo Gadung, Jakarta, Senin (13/3).
Anies pun membantah ada kedekatan khusus dengan Tommy jika dilihat dari foto itu. Menurut dia, setiap hari bisa foto dengan ratusan orang, termasuk Tommy.
"Enggak, dari mana deket, saya setiap hari foto sama banyak orang, ratusan, setiap hari. Masak satu foto saja bikin. Saya Deket sama warga Kapuk, lalu jadi saya kembali ke Kapuk gitu? Enggak lah. Jadi menurut saya, enggak udah di lebih-lebihkan biasa saja, setiap hari saya foto ratusan kalau ada satu foto," tegas dia kembali memperdalam saat dijumpai di kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/3). (***)