BeritaBengkulu.id - Sebanyak 30 guru di Kota Bengkulu yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) diberikan tugas untuk menggodok kisi-kisi soal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Kelompok yang disebut dengan Kelompok Gugus VI rencananya akan menggodok soal-soal UASBN selama 5 hari ke depan.
Seperti yang disampaikan Ketua KKG Gugus VI, Surya Darma bahwa, Program KKG merupakan program Kementerian Pendidikan. Kegiatan ini bertujuan memberdayakan pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu, untuk mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran profesional bagi peserta kelompok kerja yang nantinya akan dituangkan dalam penyusunan kisi-kisi soal.
“Tujuan dari KKG ini untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam menyusun kisi - kisi soal UASBN,” kata Surya Darma Senin (10/4) di Aula SDN 22 Kota Bengkulu Jalan Bangka, Kelurahan Belakang Pondok, Kecamatan Ratu Samban.
“Kita mengharapkan soal UASBN yang kita buat dari Gugus VI hasilnya nanti sesuai dengan harapan Pemerintah Pusat dan dapat digunakan dalam UASBN,” lanjut Dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kota Bengkulu, Rosmayetti mengajak peserta gugus VI untuk mengevaluasi diri dan memaksimalkan proses pembelajaran. Dia berharap, peserta KKG bersemangat melakukan pekerjaan sehingga nanti hasilnya juga lebih baik.
“Melalui kompetensi- kompetensi yang kita lakukan hari ini tentunya bapak dan ibu bukan lagi dilatih, tetapi sudah terlatih dan piawai, tinggal bagaimana tanggung jawab bersama kita,” ucapnya.
Selain itu, Rosmayetti mengajak peserta KKG jangan hanya sekedar bekerja untuk melepaskan diri dari tugas karena hasilnya akan sia-sia. "Hari ini bapak ibu melaksanakan KKG untuk membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui juklak dan juknis agar kualitasnya baik,” ajaknya.
Selanjutnya, kata Rosmayeti, KKG gugus VI mesti bersemangat dan memenuhi harapan pemerintah pusat.
“Dengan sepakat dalam kesempatan ini kita akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh, tentunya, dari hasil yang dirumuskan hari ini maka inilah standar yang menentukan anak - anak kita ketingkat selanjutnya,” jelasnya.
Romayetti juga mengatakan ada ribuan soal jadi tinggal bagaimana kita menganalisis soal – soal itu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
“Sekarang sudah kembali tersentralisasi, soal ujian tidak lagi diramu dari pusat tapi diserahkan ke daerah sekolah masing - masing. Untuk tahun ini, baik SMP, SMA, SMK itu sudah menjadi tanggung jawab daerah melalui MGMP,” kata Rosmayetti. (MC)