BeritaBengkulu.id - Keluarga korban kecelakaan menyesalkan permintaan uang jaminan dari Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu untuk tindakan operasi bagi anak mereka.
Dari pengakuan keluarga, Dewa Serlin (17 tahun), yang sedang dalam kondisi kritis, baru bisa mendapatkan penanganan medis jika telah menyiapkan uang senilai Rp50 juta.
"Saya hanya ada uang Rp25 juta dan diminta Rp50 juta untuk operasi. Saya minta keringanan pembayaran sisanya usai operasi terhadap anak saya dilakukan," kata Ayah dari Dewa Serlin, Selasa, 4 April 2017.
Dua hari sebelumnya, Dewa Serlin memang mengalami kecelakaan serius. Ia pun kini menjalani perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD M Yunus.
Sementara itu, perwakilan manajemen RSUD M Yunus Bengkulu Aprianto, membantah jika mereka tidak memberikan layanan medis kepada pasien.
Menurutnya, uang Rp50 juta memang menjadi konsekuensi jika pasien meminta segera dioperasi. Sebab, di Bengkulu belum memiliki dokter spesialis bedah saraf.
"Untuk dilakukan tindakan perlu mendatangkan dokter tamu dengan biaya dibebankan kepada keluarga pasien," kata Aprianto. (VV)
MasyaAllah, Pasien Kritis 'Ditodong' Rp 50 Juta oleh RSMY
BeritaBengkulu.id - Keluarga korban kecelakaan menyesalkan permintaan uang jaminan dari Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu untuk tindakan operasi bagi anak mereka.
Dari pengakuan keluarga, Dewa Serlin (17 tahun), yang sedang dalam kondisi kritis, baru bisa mendapatkan penanganan medis jika telah menyiapkan uang senilai Rp50 juta.
"Saya hanya ada uang Rp25 juta dan diminta Rp50 juta untuk operasi. Saya minta keringanan pembayaran sisanya usai operasi terhadap anak saya dilakukan," kata Ayah dari Dewa Serlin, Selasa, 4 April 2017.
Dua hari sebelumnya, Dewa Serlin memang mengalami kecelakaan serius. Ia pun kini menjalani perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD M Yunus.
Sementara itu, perwakilan manajemen RSUD M Yunus Bengkulu Aprianto, membantah jika mereka tidak memberikan layanan medis kepada pasien.
Menurutnya, uang Rp50 juta memang menjadi konsekuensi jika pasien meminta segera dioperasi. Sebab, di Bengkulu belum memiliki dokter spesialis bedah saraf.
"Untuk dilakukan tindakan perlu mendatangkan dokter tamu dengan biaya dibebankan kepada keluarga pasien," kata Aprianto. (VV)