BeritaBengkulu.id - Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Bengkulu dengan luas area 1200 hektar (ha) atau terluas diantara lahan pelabuhan yang ada di Pulau Sumatera mulai berbenah.
Persoalan pendangkalan alur yang menahun menjadi kendala selama ini, per April tahun 2017 ini sudah tidak lagi terjadi usai dilakukannya pengerukan dan kedalaman alur telah minus 10 LWS (low water spring).
"Dengan kedalaman seperti itu pelabuhan ini sudah mampu menampung bobot kapal hingga 30 ribu ton," ungkap Drajat Sulistyo, General Manager Pelindo II.
Selain itu waktu bongkar muat atau dwelling time yang sempat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sudah lebih cepat dari biasanya.
"Dwelling time di pelabuhan ini sekarang hanya 3 hari saja, dan sekarang bukan lagi pihak kapal yang menunggu waktu bongkar justru sebaliknya kami pihak pelabuhan menunggu kapal berikutnya," ujar Drajat.
Upaya lain yang tengah dilakukan Pelindo II Bengkulu saat ini ialah sejalan dengan rencana induk pelabuhan Kementerian Perhubungan tahun 2016 menyusun rencana pembangunan kawasan industri dimana dilahan yang masih tersisa cukup luas itu akan disediakan pula lahan seluas 250 Ha untuk investor mendirikan pabrik disamping pembangunan terminal CPO dan Batu Bara terintegrasi dengan peri kemas.
"Para investor akan kita ajak untuk duduk bersama membahas investasi mereka, dan pertimbangannya bila pabrik mereka dibangun dekat pelabuhan maka pemilik modal akan diuntungkan dan masyarakat sekitar pasti akan berdampak pada kesejahteraaanya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan," jelasnya.
Drajat optimis pelabuhan Bengkulu mampu menjadi pelabuhan internasional dan menopang sejumlah provinsi terdekat yang tidak memiliki pelabuhan laut seperti Sumatera Selatan dan Jambi.
"Bila pelabuhan internasional, maka dapat menopang jalur perekononian provinsi jambi dan Sumatera Selatan atau bahkan wilayah sumatera bagian selatan," pungkasnya.
(MN)
Bengkulu Geber Pembangunan Pelabuhan Internasional
BeritaBengkulu.id - Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Bengkulu dengan luas area 1200 hektar (ha) atau terluas diantara lahan pelabuhan yang ada di Pulau Sumatera mulai berbenah.
Persoalan pendangkalan alur yang menahun menjadi kendala selama ini, per April tahun 2017 ini sudah tidak lagi terjadi usai dilakukannya pengerukan dan kedalaman alur telah minus 10 LWS (low water spring).
"Dengan kedalaman seperti itu pelabuhan ini sudah mampu menampung bobot kapal hingga 30 ribu ton," ungkap Drajat Sulistyo, General Manager Pelindo II.
Selain itu waktu bongkar muat atau dwelling time yang sempat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sudah lebih cepat dari biasanya.
"Dwelling time di pelabuhan ini sekarang hanya 3 hari saja, dan sekarang bukan lagi pihak kapal yang menunggu waktu bongkar justru sebaliknya kami pihak pelabuhan menunggu kapal berikutnya," ujar Drajat.
Upaya lain yang tengah dilakukan Pelindo II Bengkulu saat ini ialah sejalan dengan rencana induk pelabuhan Kementerian Perhubungan tahun 2016 menyusun rencana pembangunan kawasan industri dimana dilahan yang masih tersisa cukup luas itu akan disediakan pula lahan seluas 250 Ha untuk investor mendirikan pabrik disamping pembangunan terminal CPO dan Batu Bara terintegrasi dengan peri kemas.
"Para investor akan kita ajak untuk duduk bersama membahas investasi mereka, dan pertimbangannya bila pabrik mereka dibangun dekat pelabuhan maka pemilik modal akan diuntungkan dan masyarakat sekitar pasti akan berdampak pada kesejahteraaanya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan," jelasnya.
Drajat optimis pelabuhan Bengkulu mampu menjadi pelabuhan internasional dan menopang sejumlah provinsi terdekat yang tidak memiliki pelabuhan laut seperti Sumatera Selatan dan Jambi.
"Bila pelabuhan internasional, maka dapat menopang jalur perekononian provinsi jambi dan Sumatera Selatan atau bahkan wilayah sumatera bagian selatan," pungkasnya.
(MN)