Monday, 13 Oct 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Redaksi on Bengkulu
28 Sep 2025 02:33 - 3 minutes reading

Dua Balita Penderita Cacingan Akut di Seluma Dapat Bantuan Dari Bank Bengkulu

Bengkulu – Keluarga Frengki dan Yanti, pasangan buruh tani di Desa Sungai Petai, Kabupaten Seluma. Dua putri mereka, Afrilia (4) dan Kaira (1,8 tahun), kini tengah berjuang melawan cacingan akut yang mengancam kesehatan dan tumbuh kembang mereka. Kondisi ini menjadi cerminan kerentanan kesehatan anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Atensi serius dari Bapak Gubernur Bengkulu terhadap perkembangan kesehatan kedua balita ini mendorong Tim Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Bank Bengkulu untuk bergerak cepat. Mereka segera melakukan kunjungan langsung ke rumah orang tua Afrilia dan Kaira. Dari kunjungan tersebut, tim mendapatkan gambaran jelas mengenai kronologi diagnosis awal serta kondisi lingkungan rumah yang kurang higienis, yang diduga kuat menjadi pemicu utama cacingan akut pada kedua anak tersebut.

Lingkungan rumah dengan sanitasi yang buruk, berpadu dengan kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas, menciptakan rangkaian masalah yang saling terkait. Awalnya, keluarga hanya menduga Afrilia dan Kaira mengalami batuk dan sesak napas biasa, menganggap cacingan sebagai hal lumrah. Namun, kekhawatiran memuncak ketika kondisi mereka tak kunjung membaik.

Kedua balita ini pertama kali mendapatkan perawatan dari Bidan Sari di Talang Tinggi. Karena kondisi yang tidak membaik, pada Senin (15/9/2025) sekitar pukul 14:30 WIB, mereka dirujuk ke Puskesmas Masmambang dan diberikan infus. Pukul 16:00 WIB, Afrilia dirujuk ke RSUD Tais dan menginap semalam. Hingga akhirnya, pada Senin (15/9/2025) sore pukul 15:00 WIB, keduanya dirujuk ke RSUD M. Yunus Bengkulu. Di sana, setelah serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosis mereka menderita cacingan akut.

Frengki dan Yanti, sebagai buruh tani, menghadapi kerasnya hidup dengan penghasilan tidak menentu, rata-rata hanya sekitar Rp 50.000 per hari, itupun jika ada pekerjaan. Selain upah, Frengki dan ibunya juga memungut buah pinang pagar kebun warga. Keterbatasan ekonomi ini secara langsung membatasi akses mereka terhadap makanan bergizi, obat-obatan, dan sanitasi yang layak. Tim UPZ Bank Bengkulu menyaksikan langsung kondisi rumah berdinding papan dengan kamar tidur yang berdekatan dengan toilet, sebuah kondisi yang sangat memicu infeksi cacing.

Menanggapi laporan ini, Tim UPZ Bank Bengkulu segera bertindak. Pada Selasa (17/9/2025) siang pukul 12:00 WIB, mereka mengunjungi rumah keluarga di Desa Sungai Petai serta kedua rumah sakit tempat Afrilia dan Kaira dirawat. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan memberikan bantuan finansial untuk meringankan biaya pengobatan, tetapi juga pendampingan dan dukungan moral bagi orang tua. Tim UPZ juga berkoordinasi intensif dengan manajemen rumah sakit dan pemerintah daerah setempat untuk memastikan proses pengobatan berjalan optimal.

Perwakilan Tim UPZ Bank Bengkulu menyatakan, “Ini adalah respons cepat kami untuk meringankan beban keluarga ini. Bantuan yang diberikan tidak hanya bersifat darurat, tetapi kami juga menyusun program keberlanjutan.” Lebih lanjut, mereka berharap pemerintah desa dapat menjadi garda terdepan dalam mengidentifikasi dan memprioritaskan masyarakat miskin yang layak dibantu. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi warga yang terlewatkan dari berbagai program pengentasan kemiskinan pemerintah, sehingga mereka dapat mengakses kesehatan, pendidikan, perbaikan gizi, dan yang terpenting, pemberdayaan ekonomi keluarga untuk memutus mata rantai kemiskinan, sejalan dengan harapan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan untuk “Bantu Rakyat”.